Kita Menyembah Allah, Bukan Menyembah Ramadhan

Oleh Syaikhna al-Arif Billah Sidi Yusuf Bakhour al-Hasani

Bismillahirrahmanirrahim…

Salam Ramadhan Mubarak kepada saudara-saudara Islam sekalian, semoga Allah mengizinkan kita memahami erti sebenar hakikat Ramadhan sebagai seorang Islam. Bagaimanapun sebagai orang yang mengikuti ‘toriq’ atau jalan menuju Allah, nasihat saya kepada semua dan diri saya sendiri adalah, bulan Ramadhan bukan sekadar bulan ibadah dan meningkatkan pahala dari Allah SWT tetapi untuk menyediakan diri kita sebagai hambaNya yang sebenar. Kita menyembah Allah, bukan bulan Ramadhan, kita adalah hamba Allah bukan hamba Ramadhan. Ramadhan adalah sebab untuk kita mendekatkan diri kepada Allah, yang mana kita patut menyibukkan hati kita kepada Allah SWT, bukan kepada bulan Ramadhan itu sendiri. Ini bermakna bukan sekadar menyibukkan hidup kita dengan qiyamullail, berpuasa dan pelbagai amalan baik yang lain tetapi niat kita adalah untuk memyibukkan diri dengan sesuatu iaitu Allah Subhanahu wa Taala sahaja. Rasulullah Sollallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda:

“Orang yang menyibukkan diri dengan Allah akan dipelihara Allah daripada kesibukan lain.”

Oleh itu, jadikan semua niat kita kepada Allah semata-mata dan hubungkan akhlak kita dengan Allah Yang Maha Esa demi memperbaiki amalan kita dengan orang lain. Saya mengingatkan, sibukkanlah diri dengan Allah, Allah akan melindungi kita daripada kesibukan lain. Perbaiki diri kita secara praktikal kerana ia boleh memperbaiki hubungan kita dengan orang lain secara praktikal. Janganlah lupakan tragedi yang telah menimpa umat Islam ketika bulan ini, bantulah mereka dengan berdoa kepada Allah, demi meingkatkan taraf Ummah serta mempimpin kita ke jalan yang benar.

Kita bukanlah hakim masyarakat, kita adalah sebahagian daripada bangsa seluruhnya. Kita adalah orang Islam, Alhamdulillah. Kita sampaikan nasihat sebagaimana perintah Allah dan RasulNya yang mendengar perintah Allah Subhanahu wa Taala, bukan dirinya sendiri SAW. Sekali lagi, semoga Allah memberi rahmatNya kepada kita semua, selawat dan salam kepada nabi kesayangan kita, Muhammad SAW.

Saudara-saudaraku,
Ingatlah bahawa bulan ini adalah bulan kemaaafan. Oleh itu, maafkan semua orang yang telah melakukan kesilapan kepada kita, doakan untuk mereka, minta ampun kepada mereka yang telah kita lakukan kekhilafan. Ini adalah cara terbaik untuk memulakan puasa di bulan yang mulia ini serta memperbaiki hubungan dengan Allah dan semua saudara seIslam. Satu perkara yang boleh dikatakan di akhir ucapan ini, ini adalah bulan untuk jujur kepada diri sendiri serta menilai sikap sebenar kita terhadap orang lain.

Share

posted under |

4 comments:

MAJELIS KH. AHMAD AL FARISY mengatakan...

assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,indah sekali kalimah ini menembus hati nurani yang merindui sang khaliq allah jalla jalaluh.wassalam

Sufi Medan mengatakan...

wa alaikum salam wr wb. Kalimah yang menembus ruhani adalah kalimat yg berasal dari Dzat yg Maha Halus. Tidak keluar kalam auliya' melainkan ilham dari Allah Rabbul Ashfiya'. Wa ma yanthiqu 'anil hawa in huwa illa wahyun yuha..

syaefudin21 mengatakan...

wah keren sekali kata katanya
sangat indah dan sangat menarik untuk di baca dan didengarkan
terima kasih gan
salam kunjung

Info terbaru mengatakan...

blog anda bagus sangat...
saya blogger dari Indonesia..

mungkin anda juga mau visit blog saya ...
saya harap anda sudi..

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Powered by. Ryosatura. Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Topic

Jika kamu ingin tahu kedudukanmu di sisi Allah maka lihatlah kedudukan Allah di hatimu!

Tasawuf itu ihsan

Saudara-saudaraku yang budiman, jangan tertipu oleh dakwaan sebahagian orang bahwa tasawuf tidak ada di dalam alquran. Tasawuf itu ada di dalam alquran, hanya saja ia tersirat. Sebagaimana tersiratnya dilalah-dilalah hukum di balik nash-nash alquran begitu pula isyarat-isyarat tasawuf banyak tersembunyi di sebalik lafazh-lafazh alquran. Bukan ianya hendak disembunyikan Allah dari semua orang, tetapi agar ada usaha dan upaya untuk melakukan penggalian terhadap sumber-sumber ilahiyah yang dilakukan oleh jiwa-jiwa yang intibah. Di situlah akan muncul ijtihad dan mujahadah yang mengandung nilai-nilai ibadah (wa ma kholaqtul jinna wal insa illa liya'buduni).

Tasawuf itu akhlaq (innama bu'itstu li utammima makarimal akhlaq); berusaha mengganti sifat-sifat madzmumah (takhalli) dengan sifat-sifat mahmudah (tahalli). Kedua proses ini sering disebut dengan mujahadah. Para Rasul, Nabi, dan orang-orang arif sholihin semuanya melalui proses mujahadah. Mujahadah itu terformat secara teori di dalam rukun iman dan terformat secara praktek di dalam rukun Islam. Pengamalan Iman dan Islam secara benar akan menatijahkan Ihsan. Ihsan itu adalah an ta'budallaha ka annaka tarah (musyahadah), fa in lam takun tarah fa innahu yarok (mur'aqobah). Ihsan inilah yang diistilahkan dengan ma'rifat. Ma'rifat itu melihat Allah bukan dengan mata kepala (bashor) tetapi dengan mata hati (bashiroh). Sebagaimana kenikmatan ukhrowi yang terbesar itu adalah melihat Allah, begitu pula kenikmatan duniawi yang terbesar adalah melihat Allah.

Dengan pemahaman tasawuf yang seperti ini, insya Allah kita tidak akan tersalah dalam memberikan penilaian yang objektif terhadap tasawuf. Itulah yang dimaksud oleh perkataan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah; "Dan kami tidak mengingkari tarekat sufiyah serta pensucian batin daripada kotoran-kotoran maksiat yang bergelantungan di dalam qolbu dan jawarih selama istiqomah di atas qonun syariat dan manhaj yang lurus lagi murni." (Al Hadiah As-Saniyah Risalah Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abd. Wahhab hal.50 dalam kitab Mauqif A'immah Harakah Salafiyah Cet. Dar Salam Kairo hal. 20).

Adapun praktek-praktek yang menyimpang dari syariat seperti perdukunan, zindiq, pluralisme, ittihad dan hulul yang dituduhkan sebahagian orang; itu adalah natijah daripada tasawuf, maka itu tidak benar, sangat jauh dari apa yang diajarkan oleh tokoh-tokoh sufi; Imam Junaid Al-Baghdadi, Imam Ghazali, Imam Ibnu Arabi, Imam Abd. Qadir Al-Jailani, Imam Abu Hasan Asy-Syadzili, Imam Ibnu Atho'illah As Sakandari, Imam Sya'roni, Imam Suyuthi, Syaikh Abdul Qadir Isa dan imam-imam tasawuf lainnya qaddasallahu sirrahum.

Tasawuf juga adalah suatu ilmu yang membahas jasmani syariat dari sisi lain. Sisi lain yang dimaksud adalah sisi ruhani. Kalau fiqih membahas syariat dari sisi zhohir, maka tasawuf dari sisi batin. Sholat misalkan, ilmu tentang rukun, syarat dan hal-hal yang membatalkan sholat itu dibahas dalam ilmu fiqih. Adapun ilmu tentang khusyu' hanya dibahas dalam ilmu tasawuf. Wallahu a'lam.

free counters
bloggersumut.net
Blog ini ada di Komunitas Blogger Indonesia -AntarBlog-

Mengenai Saya

Foto saya
Al-faqir dilahirkan di sebuah kota kecil Pangkalan Berandan Kab. Langkat Sumatera Utara. Di kota kecil ini minyak bumi pertama sekali ditemukan di Indonesia (tepatnya di desa Telaga Said). Saat ini al-faqir sedang menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar Kairo Fakultas Syariah wal Qanun. Blog ini merupakan sebagai sarana saja bagi saya untuk sharing bersama teman-teman, silaturahmi dan menambah wawasan. Hehe jangan tertipu dengan nama blog "Sufi Medan" karena ini hanya nama blog saja, adapun si empunya sendiri bukanlah seorang sufi, hanyasaja mencintai orang2 sufi. Sufi adalah gelar yang hanya diberikan untuk orang-orang yang mengamalkan ajaran-ajaran Tasawuf dengan benar. Tentunya di sana sini masih banyak kekurangan, al-faqir sangat mengharapkan perbaikan dari Teman-teman semuanya. Saran dan masukan sangat saya nantikan. Dan bagi siapapun yang ingin menyebarkan artikel2 dalam blog ini saya izinkan dan saya sangat berterima kasih sudah turut andil dalam mengajak saudara-saudara kita kepada kebaikan dan yang ma'ruf. Terima kasih sudah berkunjung di blog orang miskin. Moga Allah senantiasa memberkahi dan melindungi Teman-teman semuanya. Billahi taufiq, wassalamu'alaikum.

Followers


Recent Comments